PT SBMA Gelar Public Expose Pabrik Baru, Performa Kinerja Semakin Meningkat

BALIKPAPAN-PT Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) telah melaksanakan public expose sebagai perusahaan initial public offering (IPO), Rabu (29/11). Pemaparan secara online Zoom meeting oleh manajemen PT SBMA, kepada para Pemegang Saham dan lainnya. 

Direktur Operasional SBMA Iwan Sanyoto mengatakan,  PT SBMA telah melaksanakan public expose sebagai bagian dari proses initial public offering (IPO). Keterlibatan dalam IPO ini merupakan kewajiban yang diamanatkan oleh pihak berwenang, dan publik expose dilakukan setahun sekali sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada para investor.

Ia menjelaskan, kinerja tahun ini sedikit menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama karena pada kuartal kedua belum ada pabrik baru yang beroperasi. Namun, pada kuartal ketiga, performa perusahaan berhasil pulih dan melebihi tahun sebelumnya.

“Kuartal kedua kami belum memiliki pabrik baru. Baru bisa beroperasi sejak bulan Juni, sehingga pada kuartal ketiga kami berhasil pulih dan melampaui tahun sebelumnya. Ini strategi yang kami terapkan,” ungkapnya.

Meskipun menghadapi penurunan performa pada kuartal kedua, Sanyoto menyampaikan optimisme yang tinggi. Menurutnya, efisiensi pabrik baru yang secara signifikan lebih baik daripada yang sebelumnya. Kapasitas yang lebih besar dari pabrik baru telah menghasilkan peningkatan efisiensi yang mencapai lebih dari 20 persen.

“Kami sangat optimis karena pabrik baru ini benar-benar efisien, dibandingkan dengan pabrik sebelumnya yang kapasitasnya lebih kecil. Penghematan total mencapai lebih dari 20 persen. Saat ini, produk yang dijual yakni, Oksigen dan Nitrogem,” katanya.

Ketika ditanya tentang rencana untuk tahun mendatang, Iwan Sanyoto mengungkapkan bahwa perusahaan akan fokus pada investasi dalam barang-barang modal seperti tabung dan alat kelengkapan lainnya.

Selain itu, perusahaan juga tengah mengembangkan proyek pemanfaatan limbah untuk diproduksi menjadi batako, dengan mematuhi regulasi pemerintah dan telah melewati tahap audit.

“Sangat optimis untuk tahun depan, kami akan melakukan investasi dalam barang-barang modal perusahaan dan melanjutkan proyek pemanfaatan limbah menjadi batako. Lini bisnis ini, kami coba untuk menjawab kebutuhan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” tambahnya.

Iwan juga menambahkan, bahwa meskipun menghadapi tantangan pada kuartal kedua, langkah-langkah strategis yang diambil oleh PT Surya Biru Murni Acetylene, termasuk investasi dalam fasilitas baru dan proyek inovatif, telah membawa perusahaan menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dalam public ekspose ini, turut serta irektur Utama SBMA Rini Dwiyanti dan Direktur Keuangan dan Administrasi SBMA Ingo Steil.

Dalam paparannya, Igno menurutkan, SBMA juga selalu mengedepankan pelayanan yang lebih baik kepada customer yang mayoritas berbasis barang komoditas, dan sebagian besar merupakan barang ekspor. Hal itu juga yang membuat SBMA optimis dalam menghadapi tahun politik.

Ia menambahkan, SBMA akan optimis dalam menjalani bisnis dan akan selalu berkembang, selama industri minyak bumi, petrokimia, berbasis kebutuhan dasar masyarakat seperti pupuk, batu bara, nikel perkapalan dan industri sawit tidak mengalami kontraksi yang signifikan.

Target pendapatan tahun ini, diangka, Rp 123 miliar. Emiten industri kimia ini optimistis bisa mendekati target itu atau diangka Rp 110 miliar.

Untuk, pangsa i pasar terbesar perseroan didominasi oleh pertambangan untuk Balikpapan, Pertamina proyek RDMP, serta perusahaan fabrikasi dan dan machinery. Pihaknya juga baru mendapat kontrak baru dari Elnusa. “Angkanya cukup tinggi, cukup memberikan kontribusi bagi perusahaan,” tutupnya.(*)

Related posts