BALIKPAPAN- Proyek penanganan banjir di DAS Ampal menjadi sorotan tajam karena tim kontraktor yang memenangkan lelang dituduh tidak profesional. Dosen IT Universita Mulia, Sumardi, bersama dengan masyarakat setempat, menyampaikan beberapa fakta penting terkait proyek tersebut.
“Salah satu keluhan utama adalah kurangnya pengawasan yang mengakibatkan pemilihan kontraktor yang tidak profesional. Di lapangan, proses pekerjaan terlihat lambat dan berantakan. Selain itu, kontraktor diduga menebang pohon besar yang telah tumbuh puluhan tahun tanpa pertimbangan yang memadai, kata Sumardi
“Selain itu, jalan di MT Haroyono mengalami kerusakan parah dan debu berlebihan meskipun baru-baru ini dipasang. Pembetonan saluran parit di MT Haryono juga dianggap tidak memadai karena alat berat tidak membersihkan kotoran dan sedimentasi tanah dengan benar,” ujarnya.
Pengerjaan di MT Haryono terlambat dan tidak sesuai dengan rencana yang diberikan oleh Dinas PU, yang mengakibatkan pelanggaran yang disoroti oleh Kadis PU, Rita.
Kritik juga ditujukan kepada kontraktor karena tidak menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka bongkar sebelum pindah ke bagian lain. Dan ada pun pengerjaan yang belum selesai yakni penunpukan tanah dan beton yang mengganggu di bawah jembatan Hotel Zuric belum dikerjakan, yang menunjukkan bahwa fokus mereka mungkin terlalu terpusat pada Jalan MT Haryono.
Proyek penanganan bannir DAS Ampal memang sangat penting, namun keluhan terhadap kontraktor yang tidak profesional dan kurangnya pengawasan menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat dan pihak-pihak terkait.(may)