Balikpapan – Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit V (RU V) Balikpapan melaksanakan kegiatan Major Emergency Drill (MED) Level 3 di kantor besar mereka. Latihan ini bertujuan untuk menguji kesiapan tim dalam menghadapi situasi darurat skala besar, serta memastikan prosedur penanganan emergensi berjalan efektif.
Dalam simulasi tersebut, skenario kebocoran gas LPG di kolom C507 memicu ledakan dan kebakaran. Senior Manager Operation & Manufacturing, Novie Handoyo Anto, menyampaikan bahwa insiden ini berhasil ditangani berkat kesigapan tim di lapangan. “Alhamdulillah, kebakaran dapat dipadamkan tanpa menimbulkan korban jiwa. Meski demikian, ada enam korban luka: empat dirawat di Balikpapan, sementara dua lainnya dirujuk ke Jakarta,” jelas Novie.
Kilang RU V, yang meliputi Balikpapan 1 dan Balikpapan 2, tetap mempertahankan produksi dengan kapasitas 60 ribu barel per hari dari kilang yang tidak terdampak. “Kami berkoordinasi dengan seluruh kilang di Indonesia untuk memastikan ketersediaan bahan bakar tetap terjaga,” tambahnya.
Selain fokus pada pemadaman, Pertamina juga memberikan perhatian kepada masyarakat yang terdampak akibat kebocoran dan ledakan. “Kami meminta maaf atas keterlambatan komunikasi dengan masyarakat. Saat itu, tim kami memprioritaskan penanganan insiden. Namun, kami memastikan masyarakat yang terdampak telah mendapat bantuan dan perawatan yang dibutuhkan,” ungkap Novie.
Investigasi sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kejadian, dengan harapan dapat menjadi pelajaran guna mencegah insiden serupa di masa depan. Pertamina juga mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat siaga bencana, kepolisian, militer, dan pemerintah daerah yang turut membantu dalam penanganan keadaan darurat ini.
Latihan MED Level 3 ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat demi menjaga keselamatan pekerja, masyarakat, dan operasi perusahaan.(oki)