Balikpapan – Dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi global, khususnya kecerdasan buatan (AI) dan blockchain, dunia pendidikan Indonesia didorong untuk melakukan transformasi signifikan. Negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat telah mulai mengenalkan teknologi ini kepada anak-anak sejak usia 10 tahun. Indonesia dinilai perlu segera menyusul agar tidak tertinggal, ” pada Kamis (27/3/25).
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya pengenalan teknologi AI dan blockchain sejak dini. Menurutnya, penguasaan dua teknologi tersebut akan membuka peluang besar bagi generasi muda untuk berinovasi serta berkontribusi dalam industri masa depan, seperti pengembangan cryptocurrency dan sistem digital berbasis blockchain.
Di tingkat daerah, dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari DPRD Balikpapan. Anggota Komisi IV, Siska, menyatakan bahwa pendidikan berbasis teknologi merupakan langkah strategis dalam mempersiapkan generasi muda yang siap bersaing di era digital. “Jika kita tidak mulai dari sekarang, kita akan semakin tertinggal dari negara lain,” ujarnya.
Siska juga menggarisbawahi perlunya kurikulum yang terstruktur dan berkelanjutan untuk memperkenalkan konsep AI dan blockchain di sekolah-sekolah, termasuk di Balikpapan. Ia berharap pemerintah pusat hingga daerah dapat bekerja sama dengan institusi pendidikan dalam menghadirkan program edukatif yang inklusif dan mudah dipahami siswa.
Langkah ini dinilai sebagai tonggak awal reformasi pendidikan nasional yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman. Dengan memperkuat literasi teknologi sejak dini, Indonesia diharapkan mampu mencetak generasi inovator masa depan yang mampu bersaing di panggung global.