Terapis Pijat di Solo Pilih Jalur Halal di Tengah Lonjakan Kasus HIV
SOLO – Di tengah meningkatnya angka kasus HIV/AIDS di Kota Solo, seorang terapis pijat bernama Bunga menegaskan komitmennya untuk bekerja secara halal tanpa melayani jasa “plus-plus”. Ia menuturkan, profesinya sering disalahpahami sebagian masyarakat, padahal dirinya hanya fokus memberikan layanan pijat profesional.
“Saya hanya melayani pijat saja, tidak ada layanan lain. Kami yang bekerja menjaga kesehatan kami dan enggan untuk hubungan badan,” ujar Bunga, Senin (20/9/2025). Ia mengaku banyak menerima tawaran dari pelanggan pria untuk layanan tambahan, namun selalu menolak.
Apalagi, saat ini ia sedang mengidap penyakit getah bening di leher, yang membuatnya lebih berhati-hati menjaga kesehatan. “Saya kerja halal saja. Kalau dapat pekerjaan yang lebih baik, pasti saya tinggalkan pekerjaan ini,” ungkapnya.
Pernyataan Bunga muncul di tengah kekhawatiran meningkatnya kasus HIV di Solo. Data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo menunjukkan hingga Juni 2025 tercatat sekitar 1.480 kasus HIV/AIDS, dengan 689 orang berkembang menjadi AIDS dan 186 orang meninggal dunia.
Yang mengejutkan, sebanyak 15 pelajar berusia 15–19 tahun juga terinfeksi HIV pada tahun ini. Menurut Komisioner KPA Solo, Tommy Pranoto, penyuluhan dan edukasi seks terus digencarkan di sekolah untuk mencegah penyebaran virus.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa pencegahan HIV tak hanya soal perilaku seksual, tapi juga soal kesadaran menjaga diri dan bekerja dengan cara yang bermartabat—seperti yang dilakukan Bunga.





