Kerja Keras Abdul Rahman di Apresiasi Pemerintah, dan banyak menjadi inspirasi warga Balikpapan
BALIKPAPAN – Abdul Rahman mungkin bukan pejabat, bukan pula tokoh publik yang sering muncul di pemberitaan. Namun, dedikasinya selama lebih dari satu dekade dalam mengelola bank sampah di Kelurahan Sepinggan, Kota Balikpapan, menjadikannya sosok penting dalam gerakan lingkungan berbasis masyarakat. Ia adalah pelopor Bank Sampah Sepinggan sebuah gerakan swadaya yang kini menjadi motivasi warga untuk bergerak menjaga lingkungan.

Bank Sampah Sepinggan berawal dari inisiatif Rahman dan beberapa pengurus yang secara swadaya membangun lembaga pengelolaan sampah sederhana. Pada masa-masa awal, mereka bekerja tanpa bantuan pemerintah ataupun lembaga besar. “Kami berdiri betul-betul swadaya,” ujarnya dalam sebuah wawancara. Perjuangan tersebut membuahkan hasil ketika pada tahun 2020 mereka mendapat bantuan bangunan dari Angkasa Pura. Tahun yang sama, mereka juga memperoleh motor operasional, disusul armada mobil pada tahun berikutnya.
Dengan dukungan tersebut, pengelolaan bank sampah semakin berkembang. Kini, Bank Sampah Sepinggan membina 74 bank sampah unit yang tersebar di 70 rukun tetangga di Kota Balikpapan. Dari jaringan itu, terkumpul sekitar 20 ton sampah setiap bulan, mulai dari kertas, plastik, logam, hingga sampah medis yang dikelola melalui kerja sama dengan rumah sakit. Selain pemilahan, mereka juga melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos, serta mengolah anorganik menjadi produk ekonomi seperti paving block dan batako.
Dari aktivitas ini, total pendapatan yang dihasilkan di bank sampah milik Rahman mencapai kurang lebih Rp46 juta setiap bulan. Angka tersebut tidak hanya membantu operasional, tetapi juga menjadi sumber peningkatan ekonomi warga yang bekerja di Bank Sampahnya. Mayoritas tenaga kerja berasal dari kalangan ibu rumah tangga mereka yang sehari-hari paling dekat dengan pengelolaan sampah domestik. Selain mendapat penghasilan tambahan, mereka turut berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Selain penghargaan dari berbagai pihak diantaranya dari Astra, Rahman menegaskan bahwa perjuangannya bukan tentang apresiasi, melainkan tentang keberlanjutan gerakan lingkungan. Meski menghadapi berbagai tantangan, termasuk minimnya pembinaan dan birokrasi yang kurang mendukung, ia tetap konsisten mendorong warga untuk memilah sampah dan menjaga lingkungan.
“Yang penting dampaknya terasa untuk lingkungan dan masyarakat,” ujarnya. Kini, Bank Sampah Sepinggan bukan hanya tempat menabung sampah, tetapi juga pusat edukasi, pemberdayaan, serta inspirasi bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama Rahman, dengan ketulusan dan kerja kerasnya, telah membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah investasi jangka panjang bagi kehidupan masyarakat.






