Rumah Tipe Besar Jadi Penggerak Kenaikan Harga Properti di Awal Tahun 2025

 

Balikpapan — Harga properti residensial di Kota Balikpapan terus mencatatkan tren kenaikan pada awal 2025. Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengungkapkan bahwa Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Balikpapan tumbuh sebesar 1,31% (yoy) pada triwulan I 2025, meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,55%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, menyampaikan bahwa kenaikan harga properti ini utamanya disumbang oleh meningkatnya harga rumah tipe besar, yakni rumah dengan luas bangunan di atas 70 meter persegi. “Harga rumah tipe besar tumbuh sebesar 1,34% secara tahunan. Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dan menunjukkan adanya segmen pasar menengah-atas yang tetap aktif,” ujar Robi.

Sementara itu, segmen rumah tipe kecil dan menengah justru menunjukkan perlambatan. Pertumbuhan harga rumah tipe kecil (≤36 m²) turun menjadi 1,59% dari 2,01%, dan tipe menengah (36–70 m²) melambat menjadi 1% dari 1,35% pada triwulan IV 2024. Meski begitu, menurut Robi, rumah tipe kecil masih paling diminati oleh masyarakat, terutama yang mencari hunian terjangkau atau bersubsidi.

Namun demikian, Robi menyoroti bahwa permintaan secara keseluruhan mengalami penurunan. “Jumlah unit rumah yang terjual pada triwulan I 2025 tercatat hanya 162 unit, turun signifikan dari 208 unit pada periode sebelumnya. Ini mencerminkan tekanan dari sisi daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga bahan bangunan,” jelasnya.

Bank Indonesia juga mengambil langkah strategis dengan menaikkan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dari 4% menjadi 5% sejak 1 April 2025. Tujuannya adalah mendorong penyaluran kredit perbankan ke sektor perumahan rakyat. Total alokasi KLM untuk sektor ini juga meningkat drastis, dari semula Rp23 triliun menjadi Rp103 triliun secara nasional.

Di sisi lain, kepercayaan konsumen di Balikpapan menunjukkan peningkatan. Berdasarkan Survei Konsumen BI, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik dari 130,3 menjadi 130,5 pada April 2025. Peningkatan ini didukung oleh persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi, pendapatan, dan ketersediaan lapangan kerja.

Sementara itu, inflasi di Balikpapan tetap dalam kendali. Pada April 2025, inflasi tercatat sebesar 0,69% (mtm) dan 1,51% (yoy), lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 1,95%. Komoditas yang menyumbang inflasi tertinggi meliputi tarif listrik, emas perhiasan, sawi hijau, gas LPG, dan ikan layang.

Dari sisi pembiayaan, kondisi perbankan di Balikpapan menunjukkan pemulihan. Robi mencatat bahwa kredit perbankan pada Maret 2025 tumbuh 3,15% (yoy), membalikkan kontraksi -2,73% pada Februari. Kenaikan terbesar terjadi pada kredit konsumsi yang naik 13,28%, sedangkan kredit modal kerja membaik meski masih minus 4,30%.

Pemerintah daerah juga turut mendukung stabilisasi harga dengan mempercepat realisasi Kerja Sama Antar Daerah (KAD) melalui rapat TPID pada 24 April 2025. Kolaborasi antara Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser ini ditujukan untuk menjaga pasokan dan menekan inflasi pangan.

Related posts