BALIKPAPAN — Dunia pendidikan agama di Balikpapan kembali tercoreng oleh kasus pelecehan seksual. Kali ini, dua santri di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Balikpapan Utara menjadi korban sodomi yang diduga dilakukan oleh oknum pengurus pesantren.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Heria Prisni, saat diwawancarai di lobi Pemkot Balikpapan pada Senin (21/7/2025), mengungkapkan bahwa kasus ini sudah dalam penanganan aparat kepolisian.
“Saat ini kasus sedang ditangani oleh Polda Kaltim. Untuk korban yang merupakan anak di bawah umur, kami dari DP3AKB sudah turun langsung untuk memberikan pendampingan secara psikologis,” ujarnya.
Heria menegaskan bahwa perlindungan terhadap anak adalah prioritas, terlebih ketika kasus seperti ini terjadi di lingkungan pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak-anak.
Sementara itu, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Balikpapan, Ipda Sultan, membenarkan bahwa dua tersangka telah ditetapkan dalam kasus ini. Penetapan dilakukan setelah penyidik melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap korban dan sejumlah saksi.
“Kami terus mendalami kasus ini, termasuk kemungkinan adanya korban lain serta mengecek apakah pelaku pernah melakukan tindakan serupa sebelumnya,” kata Ipda Sultan.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan mendalam dari berbagai pihak. Pemerintah Kota Balikpapan melalui DP3AKB menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi korban dan memastikan proses hukum berjalan dengan maksimal.
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika mengetahui adanya kasus serupa agar bisa segera ditangani secara hukum.
Dua Santri Jadi Korban Sodomi di Pesantren Balikpapan, DP3AKB dampingi anak
