Banjir di Karang Joang Diduga Akibat Proyek Tol Balikpapan-IKN

Balikpapan – Sebagian wilayah Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, khususnya di Jalan Tepo Kilometer (KM) 10, terendam banjir yang diduga akibat proyek pembangunan Jalan Tol Balikpapan-IKN. Warga menilai proyek ini menyebabkan saluran air meluap dan memperparah genangan di permukiman.

Ketua RT 6 Karang Joang, Naim, mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen warganya terdampak banjir akibat proyek tersebut. Ia menyebut sistem drainase di sekitar tol tidak tertata dengan baik, sehingga air hujan tidak mengalir dengan lancar.

“Semua buangan air dari berbagai titik tidak diatur dengan baik. Parit-paritnya kecil, sehingga air meluap ke jalan dan permukiman. Sejak Agustus 2024, banjir besar sudah terjadi berulang kali, terutama di RT 6 dan sekitarnya,” ujar Naim, Jumat (28/3/2025).

Selain RT 6, wilayah lain seperti RT 5, 48, dan 62 juga mengalami dampak serupa. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Karang Joang, Japar Sodik, mengaku laporan terkait masalah ini sudah beberapa kali disampaikan ke DPRD Balikpapan, tetapi belum ada tindakan konkret.

“Kami sudah menyampaikan aspirasi ke Komisi III DPRD Balikpapan agar drainase diperbaiki secara permanen. Setiap kali hujan, saluran air tersumbat oleh lumpur yang menyebabkan genangan semakin parah,” kata Sodik.

Camat Balikpapan Utara, Muhammad Fadli Paturrahman, mengakui bahwa intensitas banjir di wilayahnya meningkat setelah proyek tol berjalan. Pemerintah kecamatan telah menggelar rapat dengan berbagai pihak, termasuk pengembang jalan tol, untuk mencari solusi.

“Hasil pertemuan dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU), Balai Jalan, dan PT Adhi Karya selaku kontraktor proyek tol, serta lainnya, kami meminta agar segera dibuat drainase tambahan. Harapannya, langkah ini bisa mengurangi dampak banjir di RT 5 dan RT 6 yang paling terdampak,” jelasnya.

Fadli menyebut banjir di wilayah Karang Joang sudah terjadi sejak lama, namun intensitasnya meningkat setelah pembangunan tol. Salah satu kendala utama adalah tersumbatnya saluran air akibat sedimentasi lumpur.

Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Yusri, menyesalkan sikap kontraktor yang dinilai kurang peduli terhadap dampak lingkungan dari proyek tol. Ia berencana memanggil pihak terkait untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) guna mencari solusi atas permasalahan ini.

“Kami akan memanggil pihak proyek setelah Lebaran untuk meminta pertanggungjawaban mereka terkait dampak yang ditimbulkan. Saya tidak suka dengan dampak banjir yang seperti ini,” tegas Yusri.

 

 

Related posts